Rara Story

Mejor opción es ser tu mismo

Taemin SHINee Fanfic Romance // Song & Kiss Part 2 | END

24 Komentar

  • Title : Song & Kiss [2] END
  • Author : rara putriey (https://rarastory.wordpress.com )
  • Main  Cast :
    Taemin SHINee
    sebagai Lee Taemin
    Kau
    sebagai  Shin___
  • Genre :  Sad Romance.
  • Rating : PG 13
  • Length : 2shoot
  • Backsound :
    SHINee – in my room
    Super Junior – strom
    Huk Gak – whenever you play that song
    – Like a star
  • AN : udah dibilang ini FF lama jadi engga bakalan bagus. Jangan dibaca kalau engga mau nyesel. Oh iya, cover lupa ngedit..nanti aja ya*pakk*.. lagian cover ga penting-penting banget*plakk*.  Dan ini ngepostnya sebenarnya karena iri sma blog tetangga *?* yang hari ini semua FFnya update, terpaksa … aku ikut update juga *maksudnya??*

______________________________________________________________________

 

 

____ melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju ruang seni sekolahnya, untuk menemui Taemin yang biasanya memang menghabiskan waktu disana sambil memainkan senar gitarnya.

 

“oppa..!” seru ____ saat melihat sosok Taemin sedang duduk di pojok ruangan dekat jendela, Taemin seperti biasa terlihat asyik dengan gitarnya.

 

“ini..aku bawakan camilan” ____ menyodorkan Taemin sebuah toples kecil yang berisi kripik. Taemin menatap toples itu sesaat kemudian beralih melihat jendela.

 

“Kau punya waktu sore ini?” tanya Taemin tanpa menoleh ke arah ___. ___ mengingat-ingat jadwalnya lalu mengangguk.

 

“aku ada les biola sampai jam empat sore, setelah itu aku free, memangnya kenapa oppa?” ___ nampak penasaran, Taemin mengalihkan pandangan ke arah ____.

 

“aku ingin mengajakmu berkencan, sekarang temani aku dulu ke kantin nde jagiya!” Taemin menarik tangan ____, membawanya berlari.

 

* * *

Semua mata memandang ____ dan Taemin. Semua siswa sudah tahu bahwa ____ sekarang sudah berstatus sebagai kekasih Lee Taemin –lelaki popular di sekolah-. Tapi tidak ada yang menyangka bahwa hubungan mereka bisa bertahan hingga mencapai dua minggu. Padahal biasanya Taemin tidak pernah bisa menjalin hubungan dengan waktu yang lama, rekor terlamanya hanya tiga hari bersama kristal jung, seorang siswi terpopuler di sentero sekolah.

 

“kau mau makan apa?” tanya Taemin pada ____. ____ memberikan gelengan dan senyum bersamaan pada Taemin.

 

“aku sudah makan oppa, aku nemenim oppa aja ya?” kali ini Taemin mengangguk mengerti, lalu sejurus kemudian dia beranjak untuk memesan makanan.

 

* * *

 

____ memainkan Biolanya dengan penghayatan maksimal. Guru pegajar biolanya tersenyum melihat penampilan ____. Tak terkecuali seseorang yang berada di luar ruangan tempat ____ berlatih bermain Biola, seseorang yang sangat ____ sukai, lelaki bernama Lee Taemin.

 

“Oppa, sudah lama menunggu?” Taemin hanya menggeleng dan mengulurkan tangannya pada ___. saat ___ keluar dari ruang latihannya. Dengan  ragu ____ menerima uluran tangan itu.

 

* * *

“sudah enam bulan eomma tidak sadarkan diri, aku selalu merindukan kehadirannya dalam hidupku. Kau tahu, berapa banyak orang yang menyuruhku untuk menganggap dia sudah meninggal? Hampir setiap orang yang melihat keadaannya akan mengatakan itu padaku.. bagaimana mungkin aku bisa menganggap eomma sudah meninggal, jika alat ini masih bisa memunculkan gambar dari detak jantung eomma!!” ____ menitikkan airmatanya, dia tak menyangka jika Taemin akan membawanya ke tempat dimana ibunya terbaring lemah tak berdaya, rumah sakit.

 

“kenapa bibi bisa sampai koma oppa?” tanya ____ dengan wajah sedih. Taemin membenarkan selimut yang menutupi bagian tubuh ibunya.

 

“karena kecelakaan mobil” ____ berhenti bertanya, ia terfokus pada sebuah alat yang mengeluarkan suara dan garis-garis pada layarnya.

 

“kau tahu jagiya, aku selalu merasa was-was saat menatap alat ini” Taemin mendekati ____. ____ menepuk-nepuk pundak Taemin mencoba menghibur meski dia bukan ahlinya.

 

* * *

 

____ tertidur di sofa ruang ibu Taemin dirawat. Entah apa yang menyebabkannya dapat dengan mudah tertidur di tempat itu, yang jelas dia merasakan matanya benar—benar sudah berat untuk di ajak kompromi.

 

“jagiya….” Taemin memanggil ___ pelan, dan karena terlalu pelan ____ yang sedang tidur tidak mendengarkannya.

 

“maafkan aku ___-ssi, aku..aku..mempermainkanmu!! aku minta maaf, sangat minta maaf” Taemin mendekatkan wajahnya pada wajah ____, sedikit lagi bibir milik Taemin akan menyentuh bibir ___.

 

“eunnghh” saat itu juga tiba-tiba  ___ mengerang pelan, membuat Taemin beringsut mundur. Lalu dengan lembut Taemin mengelus pipi putih ___ dengan tangannya.

 

“oppa?” ___ bangkit perlahan dari tidurnya, mengamati sekitarnya dan tiba-tiba tertunduk.

 

“mian..aku justru ketiduran disini” ___ menunduk menyesal. Taemin hanya tersenyum menanggapi ucapan ____.

 

“aku juga minta maaf, karena aku justru mengajakmu berkencan disini!” Taemin mendudukkan dirinya di samping ____. Lalu dengan santai Taemin menyandarkan kepalanya pada pundak ____, membuat gadis bernama ____ itu menegang di tempatnya.

 

“____-ah, apakah tidak ada yang ingin kau katakan padaku? Atau mungkin kau ingin bertanya kenapa aku membawamu kemari?” nafas Taemin terasa menggelitik di leher ___. ____ mengernyit kebingungan, tidak memahami apa maksud ucapan Taemin.

 

“oppa..apa maksudmu?” ____ terlihat kikuk dan gugup, sementara Taemin nampak tenang dan tersenyum manis seperti biasanya.

 

“kau adalah orang yang special untukku…aku pikir hidupku sama sekali tidak menarik, tapi setelah adanya kamu, aku merasa jika hidupku mulai terasa sangat menarik” Taemin mulai beringsut naik secara pelan ke atas bagian leher ____. ____ kembali menegang karena menyadari ujung hidung Taemin yang telah menyentuh lehernya.

 

“oppa..mian, tapi kau membuatku geli!” ____ memberingsutkan duduknya mundur, dan dengan pelan ia mencoba mengangkat kepala Taemin dari pundaknya.

 

“aku tidak akan menyakitimu!!”  sahut Taemin lembut, tapi sepertinya ucapan  Taemin malah membuat ____ semakin merasa ketakutan.

 

“oppa…”

 

“bukankah kau mencintaiku? Harusnya kau percaya padaku” Taemin mengangkat kepalanya, ____ menghela nafas lega untuk ini. Tapi hanya sebentar, Taemin kembali berulah dengan tubuh ____.

 

* * *

 

‘PLAKK’  tanpa sengeja ____ reflek menampar wajah Taemin, saat Taemin dengan nekat menempelkan bibir tebalnya di atas bibir ____. ____ memandang nanar ke arah telapak tangannya dan wajah Taemin, kemudian dengan segera ia bangkit berdiri.

 

“Tunggu….!” Taemin mencoba menahan kepergian ____. Tapi nampaknya ____ benar-benar enggan untuk menggubris Taemin, karena dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya atau sekedar menoleh ke arah Taemin.

 

* * *

 

Sudah puluhan kali ____ menggosokkan kedua telapak tangannya, mencoba membuat kehangatan pada tubuhnya, tapi sepertinya semua itu nihil, meskipun ada kehangatan yang tercipta disana, kehangatan itu belum cukup untuk menakhlukkan dinginnya udara di saat hujan lebat seperti ini, apalagi ____ hanya memakai dress kuning yang tipis, dan luaran cardigan yang juga tak kalah tipisnya.

 

“_____” seseorang nampak berlari di antara serbuan air hujan, dan orang itu juga nampak sibuk memanggil-manggil nama ____. _____ menoleh, dan ditemukannyalah seorang Taemin sedang berdiri di hadapannya.

 

“kenapa kau pergi?” tanya Taemin dengan wajah kebingungan, tapi dari wajah itu tidak ada guratan penyesalan seperti yang ____ harapkan.

 

“apakah kau melakukan kesalahan?” ____ mengernyit, sama sekali tidak mengerti apa yang barusan Taemin ucapkan padanya. Siapa yang salah, bukankah yang membuat kesalahan itu Taemin? Taeminlah yang berlaku tak pantas kepada ____, dan wajar kalau _____ menganggap Taeminlah yang membuat kesalahan, tapi sepertinya _____ terlalu enggan menanggapi ucapan Taemin.

 

“oppa, aku ingin pulang sekarang…tolong jangan membuat moodku lebih buruk dari sekarang!” ucap ____ tanpa memandang ke arah Taemin, membuat Taemin yang berdiri di hadapannya menatap bingung tak mengerti.

 

“kau ini sebenarnya kenapa?” Teamin menarik kedua pundak ____, menyeretnya agar Taemin dapat menatap ____ lebih dekat.

 

“oppa bertanya kenapa? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu!!” dengan nada sedikit meninggi, ____  berucap pada Taemin membuat kening anak lelaki itu semakin berkerut.

 

“Apa yang salah?”

 

“Apa yang Oppa lakukan tadi, adalah sebuah kesalahan besar!”

 

“Bagiamana bisa?”

 

“Ck.. sudahlah, oppa tidak akan mengerti!” tangan Taemin tiba-tiba mencengkram tangan ____, kemudian menarik ____ dengan kasar untuk masuk ke dalam dekapannya.

 

“Apakah kau marah karena aku menciummu tadi?” ucap Taemin sambil mendekatkan wajahnya pada ____. Membuat _____ menegang di tempat.

 

“Percayalah.. kau akan menyesal karena telah bersikap seperti ini padaku!”

 

* * *

 

Pagi itu dihias dengan rintik-rintik gerimis yang dingin, tapi bukan itu yang membuat langkah seorang gadis terlihat sangat berat untuk diayunkan menyusuri lorong putih sekolahannya.

 

Merasa takut, khawatir, dan tidak tahu harus bersikap seperti apa. Itulah yang sedang dipikirkan gadis itu di kepalanya. ____ benar-benar tak habis pikir, bagaimana jika harus berpapasan dengan Taemin nanti. Bagaimanapun juga kemarin, pertengkaran hebat dengan pacarnya—Taemin— bukanlah sebuah mimpi.

 

‘blasshh’

 

Baru saja sosok itu memenuhi pikiran ____, dan sekrang ____ benar-benar telah melihat Taemin berjalan melewatinya. Taemin benar-benar tidak menatapnya sedikitpun, seolah _____ hanyalah sosok kosong yang tak terlihat, dan demi apa rasa sakit itu benar-benar muncul secara tiba-tiba di dalam hati ____.

 

* * *

 

_____ mendudukkan dirinya di salah satu kursi perpustakaan, memilih untuk menghilangkan lapar dengan membaca buku bukan dengan pergi ke kantin dan membeli roti dan sekotak susu, entah teori macam apa yang sedang ia gunakan. Yang dia tahu, kantin adalah tempat yang dapat membuatnya dengan mudah bertemu dengan sosok Taemin.

 

“Kau sudah putus dengannya?” ucap seseorang yang tba-tiba mendudukkan diri di samping ____. Kristal. ____ menatap bingung pada Kristal, dia benar-benar tidak mengerti dengan tujuan apa Kristal bicara padanya.

 

“Ayolah, jangan sok pendiam seperi itu! kita sama saja _____. Setelah dicium kita dibuang!”

 

“Apa?” tak ada kata lain, kata itu dengan mulus meluncur begitu saja dari mulut ____. Gadis itu kini benar-benar semakin bingung.

 

“Yang sedang ku bicarakan adalah Taemin. Jika aku boleh menebak, kalian sudah berciuman kemudian Taemin secara tiba-tiba tidak menganggapmu. Maksudku memperlakukanmu seolah bukan siapa-siapa. Apa benar begitu?” ____ terdiam meresapi kata demi kata yang diucapkan Kristal.

 

“Singkatnya, setelah dia merebut apa yang paling berharga dari diri kita maka setelah itu dia membuang kita! Yah, Taemin memang lelaki seperti itu!” Kristal nampak tersenyum licik pada ____. Tapi ____ tak dapat melihatnya, karena gadis itu justru merasa pening tiba-tiba. Mungkin syndrome sakiit kepalanya kambuh. Sementara sosok lelaki yang berada di sudut ruangan, nampak memandang kosong ke arah ____ yang sedang mematung.

 

“Maaf”

 

* * *

 

____ melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolahnya, langkahnya terlihat tergesak ditambah saat ____ menyadari keberadaan Taemin di sampingnya.

“Taemin..kau tidak pulang bareng ____?” ujar sebuah suara yang ____ ketahui adalah suara milik salah satu teman Taemin.

 

“Untuk apa? Dia sama sekali tidak menarik. Dia benar-benar kaku!” ____ benar-benar mematung mendengar apa yang diucapkan Taemin. Sementara sosok Taemin justru sudah menghilang dengan motornya. ____ terus meresapi apa yang telah ia dengar dari mulut lelaki yang ia cintai selama ini.

 

* * *

 

Tidak ada kata putus tapi semuanya benar-benar telah berubah. Tidak ada komunikasi meski hanya sebuah pesan singkat, tidak ada tatapan meski hanya dihias senyum kecil. Benar-benar seperti sepasang orang yang tidak saling mengenal. Dan ____ tahu benar ini.

 

Ingin rasanya ____ menghampiri Taemin, kemudian meminta penjelesan tentang apa yang sebenarnya terjadi! Meminta tentang status yang sedang mereka jalani. Apa status ‘____ sebagai pacar Taemin masih berlaku?’. Tapi niatnya selalu berujung sama, dia selalu mengelak untuk melakukannya. Dia terlalu takut dengan kenyataan bahwa status itu memang sudah tidak berlaku lagi, maka dia hanya bisa diam dan terus membiarkan Taemin beraksi, membuat ____ selalu tersulut emosi saat melihatnya.

 

Seperti kemarin sore, ____ melihat Taemin sedang berciuman. Mungkin yang ia lihat Taemin sama sekali tidak menguasai permainan, dan justru sang gadis yang bersamanyalah yang menguasai permainan, tapi tetap saja..menurut ____ apa yang dilakukan Taemin adalah sebuah kesalahan besar.

 

* * *

 

Sore itu ____ duduk di halte, ia baru saja pulang dari les biolanya. Dan sekarang saatnya menunggu sebuah bus yang akan mengantarnya pulang  ke rumah.

 

Bip

 

Dengan tempo sedang ____ memeriksa telpon genggamnya, dan alangkah terkejutnya ia saat menerima sebuah pesan dari Taemin.

 

From ; Oppa

 

Annyeong!

 

____ mengernyit membaca pesan itu, yang benar saja..apa makasud pesan itu!____ sama sekali tak dapat memahaminya. Dan apakah ____ harus membalas pesan itu, jika iya..dengan apa ia harus membalas pesan itu?.

 

Hhh, sudahlah..sepertinya _____ tak perlu repot-repot membalas pesan itu. lagi pula ia sama sekali tidak tahu dengan apa menjawab pesan itu?

 

* * *

 

Sepertinya hari ini ____ datang terlalu pagi, bahkan sekolah yang biasanya terdengar sangat ramai tiba-tiba menjadi sangat sepi dan hening. Kemana perginya orang-orang? entahlah…

 

‘jreng..jreng’

 

Sebuah suara yang menyerupai petikan gitar membuat ____ tercekat di tempatnya, dan nada gitar itu sangat tidak asing di telinga _____. _____ merasa pernah mendengar nada ini tapi dimana?.

 

Tanpa ____ sadari, akhirnya ia telah melangkah menjauhi ruang kelasnya. Dan perlahan menaiki anak tangga menuju lantai dua sekolahnya.

 

 

Disana ____ melihat sosok lelaki dengan corak seragam yang sama seperti yang ____ pakai. Sosok itu adalah Taemin yang nampak membelakangi ____ dan sedang asyik bermain gitar.

 

“Ku pejamkan mataku di malam ini, dimana aku tak bisa tidur..
ku kumpulkan kembali kenangan tentangmu,

Aku benci diriku yang tidak mengetahui apa-apa.

Ku nyalakan lampu dan melihat sekeliling kamarku,

Tempat dimana mataku terpaku…

 

“Lagu itu” gumam ____ mengingat kenangan indahnya bersama Taemin di Danau pada malam hari.

 

Dimana aku meletakkan hadiah ulang tahun yang tak ku buang..

Dan semua tentangmu…

Karena kamu adalah sang matahari, sang bulan..kau segalanya.

Dan semua yang ada dalam kamarku terlihat merindukanmu.

Jika aku sudah lelah untuk menemukanmu dan melupakanmu sementara waktu.

Kenangan tersembunyi kita masih tetap hidup..seakan tak mampu pergi.

Kau mengembara dalam lautan kehidupanku, semua mimpi yang hilang ada di pojok laciku..kamu tersembunyi bersamanya.

Sebuah fotomu ku temukan dari dalam kotak,
di bawah lapisan debu surat cinta berisi hati kecil ku..

Dan semua tentangmu…..

Karena kamu adalah sang matahari, sang bulan..kau adalah segalanya untukku..” (shinee – in my room)

 

_____ kembali tercekat saat Taemin tiba-tiba menolehkan pandangannya pada ____ kemudian tersenyum manis.

 

“_____” gumam Taemin.

 

‘pluk’

 

 

“_____ aku turut berduka cita atas kepergian Taemin, aku tidak menyangka akan terjadi secepat ini!” ____ menatap nanar pada Kristal yang tiba-tiba menepuk pundaknya dan mengucapkan hal aneh pada ____.

 

“apa maksudmu?”

 

“apa? Apa kau tidak tahu…? Taemin kecelakaan dan dia…dia meninggal!”

Jderrr~~

 

Bagaimana mungkin, bahkan ____ baru saja melihat Taemin bermain gitar tadi! Oh, Sial.. Taemin tiba-tiba hilang. ____ tak dapat menemukannya lagi di tempat semula.

 

“annyeong!”

 

* * *

 

____ terpaku, dia baru saja menghadiri acara pemakaman Taemin dan ibunya. Dan ini benar-benar membuat kepalanya nyeri. Ya, Tuhan.. ____ bahkan tak pernah memikirkan ini sebelumnya. Semuanya terjadi tiba-tiba.

 

Ibu Taemin Drop, dan Taemin mengalami kecelakaan saat menuju rumah sakit. Dan mungkin saja, ibu dan anak itu meninggal di detik yang sama.

 

Tapi, lagi-lagi bagiamana mungkin??

Ini terlalu memusingkan untuk ____. Benar-benar mendadak dan sungguh sangat tiba-tiba.

 

Bahkan Taemin pergi sebelum menjelaskan status yang sedang mereka jalani.

 

~~END~~

 

Akhirnya ending ^^
mungkin lama, tapi engga apa-apalah yang pentingkan tetap aku post.
dan sebelum kalian bertanya ‘kok endingnya aneh?’ maka dengan itu aku menyatakan bahwa FF ini ada kelanjutannya di FF OneShoot yang nanti jadi Spesial Storynya Song & Kiss ..judulnya ‘My Secret’ (kalau engga ada perubahan). Pokoknya disana, dijelaskan semuanya.. dari kenapa Ibu Taemin sakit, kenapa Taemin meninggal, dan kenapa Taemin bersikap engga jelas seperti itu. maka dari itu.. tunggu saja tanggal mainnya *plakk

 

Penulis: Rasyifa

♥ Ordinary Girl, who loves rain sound.

24 thoughts on “Taemin SHINee Fanfic Romance // Song & Kiss Part 2 | END

  1. Aku bacanya emang udah telat banget tapi…
    Ffnya keren banget..
    Satu-satunya ff yang bisa bikin aku nangis..

    Suka

  2. Taemin jahatnya keterlaluan…
    Nah lho knapa Taemin.x tiba2 mati gini ??? Trus Mami.x juga noh… O_o

    Suka

  3. Kerennnnnnnn pake banget ._. Feel nya dapet sumpah.. Kerenkerenkren *_* oh iya kemarin aku udah minta pass buat myscret tapi msh belom dibales, penasaran ;_;

    Suka

  4. shock…

    kaget banget, taemin oppa meninggal ?
    aigoo, astaga langsung kyak gk bisa nafas #lebay

    Suka

  5. *mangap*

    ini maksudnya apa?

    #bingung

    kenapa Taemin begitu, kenapa tiba2 muncul lalu hilang,
    saya binguuunnnggg… >///<

    Suka

  6. “?” aku nggak mengerti maksud cerita ini…
    Ceritanya memang bagus thor~ tapi… aku nggak ngerti kok taemin tiba-tiba langsung kecelakaan? terus meninggal? apakah tadi pemeran shin yang menjadi diriku itu mengingat kejadian sebelumnya? atau apa?
    Ini bener-bener aneh campur keren!

    Suka

  7. aku lemes baca endingnya,,, nyesek bgt , apalagi pas kat “annyeong !”nyesk pooolll….

    Suka

Feedback. . .♥