Rara Story

Mejor opción es ser tu mismo

SHINee Fan Fiction // I Need a Kiss – Part 3

81 Komentar

i need a kiss

  • Title : I Need a Kiss – Part 3
  • Author : Rasyifa|| https://rarastory.wordpress.com
  • Genre : Romance, Fantasy, Little bit of Comedy—maybe–.
  • Main Cast :– [YOU] Kim Gweeboon
    – Onew  SHINee – Lee  Jinki
    – Minho SHINee – Choi Minho
  • Other Cast :– Find by your self.
  • Length : Chaptered.
  • Rating : Teen-General.
  • Summary :

Seorang gadis yang terpaksa harus menikahi seorang lelaki kaya raya, yang bisa berubah menjadi wanita. Awesome!

– —
(!) Ditulis dengan kemampuan diksi dan humor yang rendah.
Di publish untuk memperbanyak arcive.

Happy reading~

– —

I Need a Kiss

Written by Rasyifa | https://rarastory.wordpress.com

– – –

Mobil sedan yang penuh dengan hiasan bunga itu melaju diantara mobil-mobil lain. Di dalam mobil itu Jinki tengah asyik memain-mainkan jarinya.

Pernikahannya sudah selesai beberapa jam yang lalu. Dan sekarang Jinki dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Dia tidak terlalu perduli tentang apa yang terjadi selanjutnya. Ia akan menganggap tak ada yang berubah. Sebelum atau sesudah menikah, dia adalah Jinki yang sama.

Dia akan tetap hidup seperti Jinki, Lelaki kaya yang tampan. Putra dari Lee Eunsook.

Sementara Gweboon yang ada di sampingnya, hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Keringat dingin mengucur disekujur tubuhnya. Telapak kaki dan tangan Gweboon terasa sangat dingin. Gweboon sedang tidak dalam keadaan yang baik.

Sakit.

Sakit sekali.

Hik..hik.

Gweboon terisak pelan. Tidak, dia tak bisa melakukan itu. Itu sungguh memalukan Gweboon.

Dhuttt

Ah, Gweboon sekarang sudah menangis. Dia tak bisa menahannya. Angin busuk itu sukses keluar dari rongga kecil dalam tubuhnya.

.

.

.

Hssstt..hsst

Jinki terusik dengan sebuah aroma. Dia menghentikan permainan jarinya diatas tablet yang sedang menyala.

Aroma apa ini?

Hsstt..hsstt

Hidungnya kembali mengendus. Baunya benar-benar busuk. Seperti…kentut eoh? Dan tunggu, kenapa anak gadis Kim Kibum menangis?

“Kau kenapa?” ucap Jinki sambil memandang Gweboon dengan bingung. Gweboon mendongakkan kepalanya, menatap Jinki dengan wajah memelas.

Srrtt..srrtt

Dan semakin membuat Jinki bingung, saat anak gadis Kim Kibum itu mendekatinya dengan bibir yang dimonyongkan. Kenapa? Apa ini?

Jinki reflek memundurkan posisinya. Sementara Gweboon terus mendekatinya.

Puk

 

Batas akhir untuk Jinki, karena Jinki sudah tak bisa mundur lagi. Bagian belakang tubuhnya bahkan sudah menempel di bagian pintu mobil. Sementara wajah Gweboon sudah sangat dekat dengan wajah Jinki.

Memejamkan mata, itu pilihan Jinki sekarang. Sementara Gweboon mendekatkan bibir monyongnya ke arah Jinki.

Ada orang lain selain mereka berdua di mobil itu, yaitu seorang supir yang sedari tadi sibuk mengemudi dan kini nampak asyik melihat mereka dari balik kaca mobil.

Aigoo, pengantin wanitanya agresif sekali!

Dia jadi ingat istrinya di rumah.  Andai saja istrinya juga bersikap seperti pengantin wanita itu, alangkah bahagianya perasaannya sebagai seorang suami!

* * *

Jinki membelalakkan matanya, “APA?”

Gweboon masih dengan tatapan memelas memandang ke arah Jinki, dan memberikan anggukan pelan.

“Ish, bagaimana bisa kau? Ah…ya sudah. Baik, baik….Pak, kita berhenti di klinik depan!” ucap Jinki sambil menggoyangkan kursi kemudi di depannya dan mengarahkan telunjuk ke sebuah tempat yang ada di depan mereka.

Supir itu menurut.

Mobil got married Jinki dan Gweboon itupun berhenti tepat disebuah klinik kesehatan di pinggir jalan.

“Kau bisa jalan, sambil menahannya?”

Gweboon tidak menjawab, dia hanya berusaha untuk membuka pintu mobil. Tapi tak berhasil.

Ah…

Jinki mengerti sekarang, dia membukakan pintu itu untuk Gweboon. Dan Gweboon berjalan pelan keluar.

Dari langkah Gweboon terlihat sangat berat. Bagaimana bisa menahannya, jika jalannya saja selama itu.

Ah…

Jinki mengerti lagi sekarang.

Dengan sigap ia berjalan menyusul Gweboon, lalu menggendongnya dengan cara bridal.

Gweboon tersentak, tapi tak membangkang, dan justru mengalungkan tangannya di leher Jinki.

Ini pertama kalinya ia digendong seperti ini oleh seorang lelaki, selain ayahnya..Kibum.

Minho mungkin  pernah menggendongnya di punggung. Tapi itu sudah terlalu lama, karena saat itu usia Gweboon baru lima tahun.

“Tahanlah sebentar!” ucap Jinki dengan nada serius, sambil membuka pintu klinik itu.

Dan semua mata di dalam klinik itupun mengarah pada mereka.

Sepasang pengantin yang terlihat serasi. Belum lagi aksi si pengantin pria yang menggendong pengantin wanita. Romantis dan manis sekali!

“Ini darurat..” ucap Jinki di depan resepsionis.Membuat wanita yang berdiri anggun disana menatapnya dengan cemas. Darurat?

Apa pengantin wanita ini dalam keadaan sekarat, tapi belum sempat wanita dengan name tag ’Seohyun’ itu bertanya. Jinki sudah mendekat ke arahnya, kemudian melanjutkan ucapannya dengan cara sedikit berbisik, “Dimana toiletnya? istriku ingin pup.”

“APA?” Seohyun shock dan hampir pingsan.

* * *

Jinki tak percaya dengan apa yang ia lakukan. Berjongkok di depan sebuah toilet yang pintunya terbuka.

Menemani Gweboon untuk membuang sesuatu dari tubuhnya.

Jinki bertugas untuk tidak membiarkan seorangpun masuk ke sana —Jinki bahkan menyuruh supirnya menjadi satpam dadakan diluar—. Dan dia juga bertugas untuk memegangi gaun panjang Gweboon. Jinki  harus melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai gaun mahal itu tersentuh lantai atau sesuatu yang buruk di dalam toilet. Jika itu terjadi, maka Gweboon akan mengamuk.

Huekk..Huekk

“Berapa hari kau menyimpan’nya di dalam tubuhmu?” ucap Jinki sambil menahan diri untuk tidak muntah. Karena aroma busuk yang menyebar ke seluruh ruangan. Dia bahkan menutupi hidungnya dengan gaun pengantin Gweboon.

Gweboon yang berada di balik punggung Jinki tak menyahut. Ia sedang sibuk dengan ritualnya.

Dan ia sudah tak peduli lagi.

Urat malunya sudah hilang.

Biarlah Jinki mengatainya jorok atau apa.

“Jangan coba-coba mengintip!” ucap Gweboon akhirnya mengalihkan pembicaraan. Yang juga sebenarnya, untuk menghilangkan sedikit malu. Karena sungguh, urat malunya sebenarnya masih tersisa sedikit.

Cih!

Jinki tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Jangan mengintip?

Jinki tak akan mengintip, walau dia disuruh..juga tidak akan!

 Lagipula, mengintip Gweboon yang sedang pup. Apa bagusnya?

Aishh..Jinki jadi teringat cara Gweboon membisikkan kalimat, “Aku ingin pup!” di mobil tadi. Suaranya pelan dan terdengar sangat seksi, ciri khas seorang yang sedang…sakit perut.

Dia jadi tersenyum geli sendiri.

Dan juga saat di pesta pernikahan tadi…

.

Gweboon berjalan pelan dengan digiring Kibum di sampingnya. Jinki mendekat pada Gweboon, mengulurkan tangan dengan lembut.

Gweboon menerima uluran tangannnya dengan kasar. Bahkan Gweboon meremas kuat tangan Jinki, “Kau jelek sekali, bapak tua!”

Jinki tak percaya dengan apa yang diucapkan Gweboon dan ikut meremas balik tangan Gweboon, sebagai pembalasan. Membuat Gweboon meringis kesakitan.

Belum cukup sampai disana. Gweboon tak akan berhenti jika ia belum membalas apa yang telah Jinki lakukan padanya.

Saat mengucap janji setia, Gweboon mendekati Jinki dan dengan tenang menginjak kaki Jinki dengan high heelnya. Tidak ada yang menyadari hal ini, karena Gweboon memasang wajah manis, dan justru membuat adegan itu terlihat khidmat.

Saat memasang cincin, Gweboon juga sempat mencubit jari Jinki. Dan lagi-lagi tidak ada yang menyadari hal ini. Hanya Gweboon, Jinki dan tentu saja Tuhan yang tahu hal ini.

* * *

“Kita akan tidur di ranjang ini?” Gweboon menatap Jinki tak percaya.

 Mereka berdua sudah pulang ke rumah Jinki. Dan karena hari sudah malam, Eunsook menyuruh mereka berdua beristirahat, karena besok mereka harus melihat rumah baru, hadiah pernikahan yang diberikan Eunsook pada Jinki-Gweboon.

Dan karena di kamar Jinki hanya ada satu ranjang, itu berarti mereka harus tidur di satu ranjang yang sama.

Tidak. Ini tidak boleh terjadi dalam hidup Gweboon. Yang boleh tidur satu ranjang dengannya, hanya Minho.

Tapi sebenarnya, seharusnya ini tak jadi masalah. Mereka sudah menjadi suami istri sekarang. Meski ada petugas keamanan yang mempergoki mereka, mereka tidak akan mendapatkan masalah. Dan disuruh menikah lagi.

“Kau lebih suka tidur di sofa? kalau begitu silakan tidur di sofa!” ucap Jinki menyahut Gweboon. Jinki membaringkan tubuhnya, dan memejamkan mata dengan tenang di atas tempat tidur king size itu.

Gweboon tidak terima, seharusnya Jinki bisa mengalah untuk tidur di sofa. Bagaimanapun Gweboon belum siap satu ranjang dengan Jinki. Gweboon memutuskan untuk memberikan tantangan pada Jinki.

See, siapa yang berkuasa disini!

“Ku pikir kau yang lebih suka tidur di sofa!”

Dump..

Gweboon menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, membuat Jinki yang semula sudah hampir tertidur terganggu.

“Sunguh? Kau salah besar, aku tidak bisa tidur di sofa. Aku butuh tempat yang luaaaaass!” Jinki melebarkan tangan serta kakinya, membuat Gweboon memberingsut, dan hampir terjatuh di sisi ranjang. Tujuan Jinki, membuat Gweboon tidur di sofa. Sementara tujuan Gweboon, adalah sebaliknya.

Ah..barusan, rupanya Jinki juga menerima tantangan Gweboon. Gweboon yang tidak suka kalah, kembali memberi tantangan.

“Sofa cukup luas untukmu. Setidaknya aku tidur sambil berguling!” Gweboon menggulingkan badannya ke arah Jinki. Jinki tercengang, dan lagi-lagi menerima tantangan Gweboon.

“Kau suka berguling? HA! Aku suka menghentakan kaki. Seperti ini! Seperti ini, hah!”

Dump..dump

Jinki menghentakan kedua kakinya di atas tempat tidur sambil memasang wajah licik, membuat semuanya bergetar. Ya ampun lelaki ini benar-benar tak mau kalah, “Setidaknya aku bisa memelintir kaki orang yang suka menghentak-hentak seperti itu!”

Gweboon menindih kaki kanan Jinki. Dan Kaki kiri Jinki justru menindih kaki kiri Gweboon yang menindih kaki kanannya. Merekapun saling menindih dan membuat kedua kaki mereka melilit menjadi satu.

“Memelintir bukan apa-apa. Aku bahkan suka menggigit. Agh! Agh!” Jinki menggertakan giginya dengan keras. Membuat Gweboon ketakutan. Apa Jinki benar-benar akan menggigitnya.

Bagaimana jika Gweboon nanti kena rabies karena gigitan Jinki? Itu artinya dia tak bisa menikah dengan Minho.

“Aku…aku suka….suka,” Gweboon ingin membalas lagi, tapi tak ada lagi yang dapat dia pikirkan untuk ia ucapkan.

Dia suka? dia suka…Apa yang dia suka?

Ah..Gweboon suka Minho. Ahni~ disaat seperti ini kenapa justru memikirkan lelaki itu?

“Kau suka apa. Jangan bilang kalau kau suka dicium?” Ucap Jinki sambil memonyongkan bibirnya. Jinki sepertinya semakin berani menantang Gweboon. Gweboon seketika ketakutan. Dan akhirnya bangkit, jalan pergi menuju sofa. Dan membaringkan tubuh disana dengan kesal.

Suka apa? Cium apa? kenapa bibirnya monyong seperti itu? Dia gila, Aghh!!

Gweboon menutup wajahnya dengan bantal yang ada di sofa. Sementara Jinki tertawa puas melihat dialah yang berkuasa di ruangan itu.

* 01.15 AM*

Jinki terbangun dari tidurnya, mimpi buruk itu datang lagi.

Mungkin lebih tepatnya, bayangan masa lalunya. Sudahlah, Jinki tak ingin membahas hal ini dulu.

Jinki menghela nafasnya, dan ingat bahwa dia belum minum vitamin-nya. Dengan langkah lemah, Jinki berjalan ke arah bupet tempat dia meletakan vitaminnya. Jinki yang masih setengah mengantuk, tanpa sengaja mengambil bungkus yang salah.

Ia mengambil sebungkus plastik putih, dan menuangkan bubuk yang ada di dalamnya ke gelas yang berisi air. Tanpa mengecek terlebih dahulu, Jinki meminumnya begitu saja.

gukk..gukk..guk

Meminum habis dan meletakkan gelas kosong itu begitu saja.

Ada yang aneh, kenapa rasanya hambar? Bukankah biasanya ada rasa manis dan sedikit asam. Ah, mungkin rasa baru. Lain kali ia akan meminta Dokter Song untuk membuatkan vitamin yang rasa kimchi.

Jinki hendak beranjak untuk tidur di ranjang lagi, tapi dia menghentikan langkahnya saat melihat Gweboon yang tertidur di sofa.

Sebelah tangan Gweboon bahkan terjatuh dari sofa. Pasti tidak nyaman, tapi gadis itu terlihat sangat lelap. Mungkin karena dia benar-benar kelelahan.

Jinki tersenyum kecil dan mendekat pada Gweboon. Memandang wajah Gweboon yang terlihat polos dengan iler yang menggantung di ujung bibirnya.

Jinki, anak lelaki yang baik. Dia tak tega, dan akhirnya menggendong Gweboon. Dan mengalah, untuk membiarkan Gweboon tidur di ranjangnya. Sementara Jinki akan tidur di sofa.

Jinki kembali memejamkan matanya, setelah memastikan Gweboon berbaring dengan nyaman di atas ranjangnnya.

Tanpa Jinki sadari, diluar…telah terjadi bulan purnama.

Dan suara Jonghyun terdengar pelan “Tapi lakukan disaat bulan purnama. Dan kau hanya bisa menjadi perempuan disaat siang hari. Saat malam kau akan menjadi laki-laki normal.”

* * *

Suara burung berkicau, serta sinar matahari pagi yang pelan-pelan menerobos masuk dari jendela.

Jinki membuka matanya pelan, matanya yang sipit mengedar ke seluruh ruangan. Ah, Gweboon masih tertidur. Setelah cukup lama terdiam, Jinki melangkah dengan berat menuju kamar mandi. Hari ini Jinki memiliki jadwal yang padat.

treaak

Setengah sadar Jinki membuka pintu kamar mandi lalu menguncinya. Mengambil sikat gigi berwarna biru sambil membuka tutup pasta gigi. Kemudian menggosok gigi sambil bercermin di depan cermin westafel kamar mandinya.

Tunggu…apa ini?

Wajah bulat lucu itu, rambut panjang…dan…

Siapa itu?

Jinki membelalakan matanya yang semula mengantuk.

Bagaimana mungkin?

Jinki menyentuh bayangannya di cermin. dan menelan air liurnya susah payah, bahkan dia tak sadar telah meneguk pasta giginya bersamaan.

Bayangan wanita?

Jinki meraba bagian tubuhnya dan terkejut saat menemukan dua benjolan di dadanya. Kemana dadanya yang bidang itu?

Jinki..Berubah..Jadi..Wanita…?

Bagimana mungkin? Ini GILAAAAAAA!

“AGGGGGHHHRR!” Jinki berteriak histeris.

Ini mungkin mimpi, jika Jinki berteriak keras, mungkin saja ia akan terbangun. Jinki berteriak lebih keras lagi, “AGGGHHHR!!”

* * *

Sementara itu, Gweboon menggeliat dari tempat tidur. Ia kebingungan saat mendapati dirinya sudah tebangun di tempat tidur king size itu.

Bukankah kemarin malam dia tidur di sofa? Ah, mungkin Jinki yang memindahkannya. Ternyata bapak tua itu baik juga.

Tapi tunggu, tadi Gweboon mendengar suara teriakan perempuan.

Ada apa?

Siapa yang berani berteriak seperti itu. Apa ibu mertuanya dalam masalah?

Treakk..

Pintu kamar Jinki terbuka. Eunsook berjalan terbirit-birit, “Ada apa Gweboon, kenapa kau berteriak seperti itu? Apa Jinki menyakitimu?” Gweboon menggeleng pelan sambil memasang wajah bingung, dan tiba-tiba suara teriakan itu kembali terdnegar.

“AGGHHHHR!!” Gweboon dan Eunsook sama-sama menatap pintu kamar mandi, karena menyadari sumber teriakan ini  berasal dari sana. Dan keduanyapun saling menatap satu sama lain beberapa saat kemudian. Mereka saling memberikan pertanyaan yang sama, “Dimana Tuan muda Jinki—-suami Gweboon, dan anak kesayangan Eunsook— itu berada?”

Sementara Jinki hampir gila dengan kenyataan yang ia alami. Jadi bagaimana ini…dia jadi perempuan?

– – –

“Jinki..apa kau lakukan di dalam sayang, apa kau baik-baik saja?”  Eunsook bertanya di balik pintu kamar mandi yang tertutup.

Jinki terdiam di tempatnya berdiri. Beberapa detik yang lalu ia mulai sadar, bahwa ini bukan mimpi.

Dia..sekarang menjadi perempuan.

Apa yang harus aku lakukan?

“Jinki, jika kau tak menjawab. Kami akan mendobrak pintunya, ..benarkan Gweboon?”

Gweboon mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan. Eunsook yang melihatnya berbisik pelan, “Jangan mengangguk, tapi jawab dengan suara!”

Gweboon yang mengerti maksud ucapan Eunsook, dengan segera mengeluarkan suaranya, “Ya..kami akan mendobrak pintunya! Dan menarikmu keluar, lalu memelintir dan mengigitmu ah..tak lupa menginjak-injak kakimu!” ucap Gweboon setengah sadar.

Eunsook mengernyit. Tidakkah yang itu terlalu berlebihan? Sementara Gweboon hanya tersenyum canggung saat menyadari apa yang barusan ia katakan.

Sementara itu, dibalik pintu…

Jinki masih di dalam, dan mendengar apa yang barusan Gweboon ucapkan. Seketika ia bertambah frustasi.

Apa yang dilakukan anak kecil itu?

cih! mendobrak pintu, menarik jinki, memelintir, menggigit dan…menginjak-injak? Apa tidak salah? Sebelum dia melakukan hal itu pada Jinki, Jinkilah yang terlebih dahulu melakukan semua itu pada Gweboon.

 Jinki masih sempat mencibir Gweboon.

“JINKI!” teriakan Eunsook kembali terdengar, dan kali ini membuat Jinki benar-benar panik.

Sekarang kondisinya seperti ini, dia tak mungkin keluarkan?  Dia juga tak mungkin berteriak lagi, karena ’suaranya’ tidak seperti suaranya.

Bingo!

Satu ide terbesit di kepala Jinki sekarang.

Jinki segera menyalakan shower kamar mandi. Kemudian menampung air di dalam mulutnya, hingga penuh.

Ahooo Shiiini, adapphaa Eooomma?” (aku disini, ada apa eomma? )

Eunsook yang mendengar ada suara menyahutnya, segera menempelkan telinganya ke depan pintu. Suara tadi tidak terlalu jelas, karena lebih bercampur dengan suara shower yang menyala. Jinki-kah itu?

Eommonim, sepertinya dia baik-baik saja. Mungkin dia hanya sedang sakit perut,” ucap Gweboon sambil menatap Eunsook yang masih berdiri di depan pintu.

“Tapi, apa kau tidak merasa bahwa suaranya tadi sedikit aneh?” Gweboon menggeleng pelan. Padahal dia bahkan tak mendengar suara yang dimaksud Eunsook.

“Mungkin dia sedang gosok gigi.”                

“Ah..ya sudah. Mungkin aku yang terlalu berlebihan. Ohya, Kau juga harus segera bersiap. Kau masih ingatkan kalau hari ini kalian akan melihat rumah baru?”

“Ne, eommonim~” Gweboon mengangguk sambil tersenyum manis.

Aigoo cantik sekali menantu Eunsook ini!

Eunsook membalas senyum Gweboon dengan tidak kalah cantiknya, kemudian dia berjalan keluar dari kamar Jinki.

* * *

Anak lelaki bertubuh tinggi itu diam saja. Bahkan cenderung melamun. Tidak menggubris seorangpun yang mengajaknya bicara.

’Gweboon masih tidak bersekolah hari ini.’

Minho mendesah saat mengingat kembali apa yang diucapkan teman sekelas Gweboon. Kemana sebenarnya ’adik kesayangannya’ itu?

Sudah terhitung dua hari, Gweboon  tidak bersekolah. Kenapa, apa Gweboon sakit? Apa sakitnya parah?

Pertanyaan tanpa jawaban itu membuat Minho frustasi. Dia sudah mencoba menghubungi ponsel Gweboon, tapi tidak aktif. Dan tadi pagi dia juga sudah berusaha mencari tahu, dengan mendatangi rumah Gweboon.

Tapi apa daya, niat hati menemui Gweboon, tapi justru bertemu dengan Kibum, ayah Gweboon. Dan dengan sinis Kibum mengatakan pada Minho, ’Gweboon sedang bulan madu bersama pangerannya’

Jelas, Minho tahu itu bohong.

Karena Kibum memang akan selalu mengatakan hal semacam itu, setiap kali Minho datang menemui Gweboon di rumahnya. Itulah sebabnya, Minho lebih sering mengantar Gweboon pulang hanya sampai di depan perkomplekan.

Bukannya tidak berani bertemu Kibum.

Tapi gerah dengan sikap Ayah yang satu itu.

 Memangnya apa salah Minho?

Bahkan Kibum pernah berucap, “Gweboon hamil, jadi jangan dekat-dekat!”

Padahal Minho tahu saat itu Gweboon sedang PMS. Gweboon sendiri yang mengatakannya dan Minho sendiri yang membelikan pembalut untuk Gweboon.

Ah..GWEBOONie~! Sebenarnya dimana kau?

* * *

Jinki mengendap-endap keluar dari kamar mandi. Saat memastikan tidak ada orang selain dirinya.

Nafasnya menggebu-gebu, berjalan mondar-mandir mengelilingi kamarnya yang luas.

Bagaimana ini?

Bagaimana ini?

Jinki jadi perempuan! ini pasti mimpi. Tapi…

Jinki-pun melihat ke arah benjolan di dadanya, dan dia juga melihat ke bagian bawah tubuhnya. Benar-benar seperti aslinya !

Treaakk

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Gweboon masuk. Jinki melebarkan kedua matanya. Aigoo..kenapa anak itu tidak ketuk pintu sebelum masuk?

“Bapak tua, apa kau sudah siap? Eommonim sudah menunggu di ruang makan!” ucap Gweboon di depan Jinki.

Jinki yang sudah berada di dalam selimut, hanya diam. Ia menyelimuti seluruh bagian tubuhnya, sambil bergetar hebat. Tidak secepat ini dia ketahuan!

“Bapak tua, kau dengar aku tidak?”

“……”

“YA! jawab aku!”

Jinki menggigit selimut dengan wajah kesal.

 Awas kau Gweboon, beraninya membentakku!

“Khoaau peeellgiiee shaaahaa..Ahoooe hidddaaaok enyhaaaak boaadaan.”  ucap Jinki sambil mengigit selimut di mulutnya.

Gweboon mengernyit tak mengerti. Apa barusan Jinki menjawabnya? Kenapa suaranya aneh!

“Apa yang barusan kau ucapkan?”

Jinki berdecak. Anak yang satu ini!

Tapi akhirnya, Jinki dengan sabar mengulang ucapannya.

“Ada apa dengan suaramu? Apa kau menggigit selimut?” Gweboon masih tak mengerti apa yang diucapkan Jinki. Dan dia justru mendekat saat menyadari tingkah Jinki yang aneh. Jinki semakin kesal dengan tingkah Gweboon ini.

Tidak bisakah dia menurut dan pergi saja!

“Ambilkan handphoneku!” kali ini Jinki nekat bersuara dengan ’suaranya’. Dan hal itu membuat Gweboon tersentak.

Suara perempuan!

Tapi Gweboon tak ambil pusing. Sesaat kemudian Gweboon menurut saja, saat Jinki memintanya untuk mengambilkan handphone. Gweboon menggeletakkan handphone itu disamping Jinki. Dan dengan cepat Jinki meraihnya.

tut..tut..tut..

Mengetikkan beberapa kalimat pada notes di handphonenya, setelah selesai menyerahkan kembali handphone itu pada Gweboon.

* * *

Eunsook hanya bisa menatap Gweboon prihatin, “Anak itu, kenapa bisa sakit disaat seperti ini!”

“Mungkin dia kelelahan eommonim~.” Gweboon mencoba tersenyum pada ibu mertuanya yang terlihat murung.

Jinki sakit perut, dan tenggorokannya mengalami masalah. Dia bahkan kesulitan bicara karena suaranya serak. Tapi tak perlu khawatir, Jinki akan pergi ke dokter untuk memeriksa keadaannya. Yang terpenting, jangan ada yang mendekatinya seharian ini. Baik itu Eunsook, atau Gweboon dan bahkan pelayan rumah mereka. Jika ada yang melanggar. Jinki tak akan memberikan Eunsook cucu hingga dua puluh lima tahun mendatang.

Itulah isi pesan Jinki yang Gweboon tunjukkan pada Eunsook. Eunsook tentu tak bisa melanggar. Karena dia benar-benar ingin memiliki cucu dari Jinki-Gweboon.

“Ah..kalau begitu bagaimana menurutmu dengan rumah ini?” Eunsook mengalihkan pembicaraan mengenai rumah baru Jinki-Gweboon yang sedang mereka datangi.

Rumah dengan dua lantai yang didominasi warna putih. Luas dan mewah. Gweboon tentu saja suka. Apalagi runah ini berada tepat di area pantai.

“Rumahnya sangat cantik Eommonim, seperti fullhouse. Tapi apa ini tidak terlalu berlebihan?” Eunsook tertawa lembut.

“Kau juga begitu cantik. Apa tidak berlebihan jika kau bisa menjadi menantuku?” Gweboon hanya tersenyum tipis.

Eunsook terlihat sangat menyayanginya. Dan sepertinya semua itu tulus. Benar-benar mengingatkan Gweboon kepada ibu kandungnya.

* * *

/Sementara itu\

Jinki frustasi.

Dengan susah payah dia menggoes sepedanya ke tempat orang bernama Kim Jonghyun itu, tapi apa yang dia dapatkan? Hanya sebidang tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon-pohon tinggi.

Bagaimana mungkin tempat itu menghilang begitu saja? Atau Jinki yang salah tempat.

Tidak, itu rasanya tidak mungkin. Kemarin itu jelas-jelas disinilah tempat Kim Jonghyun itu.

Jinki mengacak rambut panjang perempuannya kasar. Rambut Ini juga mustahil. Tadi Jinki sudah berusaha memotong rambutnya dengan gunting. Tapi rambutnya kembali tumbuh dengan cepat, dan bahkan menjadi lebih panjang dari semula.

Terduduk di tanah kosong itu. Menatap batu-batu serta semut yang berjalan berkelompok sambil membawa makanan.

Jika Jinki tak dapat menemui Kim Jonghyun, lalu bagaimana caranya dia kembali?

5 menit…

Jinki masih terdiam, memikirkan caranya.

Sekarang ini Jinki sudah tidak memerlukan jadi perempuan lagi. Dia sudah punya istri, yah..meski tak tau, apa Gweboon bersedia memberikannya anak.

Jinki lalu menatap ke arah benjolan di dadanya. Apa yang harus ia lakukan dengan benda itu. Rasanya benar-benar tak nyaman. Bagaimana cara perempuan biasanya menyembunyikan agar bulatan kecilnya itu tidak menonjol?

15 menit…

Jinki memutuskan pergi dari tempat itu. Tapi sesaat hendak melangkah, Jinki tiba-tiba teringat ucapan Kim Jonghyun,

“…. Untuk kembali normal dan tidak berubah menjadi perempuan lagi, kau harus mendapatkan ciuman. Dan ciuman itu kau dapatkan dari seorang gadis yang menyukaimu saat kau sebagai perempuan. Jika kau tak mendapatkannya, ada kemungkinan kau tak akan kembali normal. Kau harus tahu, ini hanya berjalan tbeberapa bulan.”

Jinki tersenyum penuh arti.

Benar..ciuman. Ciuman akan merubah Jinki kembali. Dia sudah mengingatnya sekarang!

Baiklah, jika itu memang benar ciuman. Jinki akan meminta Gweboon menciumnya. Dan semua beres. Jinki akan kembali seperti semula.

Tapi Jinki tak berpikir lagi, apa Gweboon sudi menciumnya? Lalu apa benar harus dicium begitu saja. Bukankah Jonghyun bilang…ciuman yang didapatkan dari perempuan yang menyukainya sebagai perempuan.

* * *

Jinki berubah menjadi seorang lelaki lagi, saat matahari terbenam. Dan beruntung, disaat itupula Gweboon dan Eunsook pulang.

“Kau sudah ke dokter?” Gweboon yang barusan masuk ke kamar bertanya. Jinki hanya mengangguk sambil menyembunyikan majalah wanita yang ia baca.

Dari majalah itu ia mencari tahu, bagaimana cara wanita menyembunyikan bulatan kecil di dadanya.

“Bagaimana dengan rumahnya?”Jinki mengalihkan pembicaraan.

“Seperti fullhouse, sangat cantik!” Jinki mengangguk mendengar jawaban Gweboon. Fullhouse, itu rumah yang masuk di dalam drama terkenal itu bukan?

Diam, suasana hening beberapa saat. Sampai akhirnya Jinki berucap, “Gweboon…”

Dan ini adalah pertama kalinya Jinki memanggil Gweboon dengan namanya. Sebenarnya ini membuat Gweboon merasa sedikit aneh. Atau mungkin sedikit suka karena Jinki sudah dapat mengingat namanya.

“Kenapa? Apa kau ingin berebutan tidur di ranjang lagi?”

Jinki menggeleng sambil tersenyum kecil, “Hari ini dan bahkan besok kau bisa tidur di ranjang. Dan aku akan tidur di sofa. Tapi apa kau bisa melakukan sesuatu untukku?”

Gweboon mengernyit. Sementara Jinki memasang wajah memelas.

Perlahan, disadari atau tidak,  Jinki dan juga Gweboon sepertinya mulai bisa menerima kehadiran satu-sama lain. Dan ini akan terlihat sangat baik, jika mereka bisa terus seperti ini kedepannya.

* * *

“Pilihlah semua keperluan wanita. Dari dalam sampai luar. Jangan ada yang tertinggal satupun!” Jinki menyerahkan sebuah kartu berwarna hitam dengan garis emas ke arah Gweboon.

Gweboon tak percaya dengan apa yang dia pegang sekarang. Ini kartu black gold, yang tidak ada batasnya itu?

Jinki mengajak Gweboon pergi berbelanja ke sebuah mall besar di Seoul yang buka 24 jam penuh.Tidak banyak orang disana, karena memang ini sudah pukul 11.00 PM. Jadi mall seluas itu terasa milik mereka berdua sekarang. Yah, sebenarnya memang seperti itu kenyataannya. Jinki memang memiliki 55% saham di mall ini.

“Usahakan kau memilih dengan benar. Jangan pentingkan harga tapi kualitas. Tapi jangan terlalu banyak, mungkin hanya cukup untuk satu bulan!” Jinki mendorong tubuh Gweboon yang masih mematung memasuki sebuah butique .

Apa Jinki akan membelikan semua itu untuk Gweboon?

Aigooo.. Pertama kalinya Gweboon merasa senang karena menikah dengan lelaki sekaya Jinki.

* * *

Gweboon memilih beberapa pakaian, dan menggeletakkannya di samping Jinki—yang sedari tadi hanya duduk di sudut butique—-. Ketika Gweboon meninggalkan Jinki untuk memilih baju yang lain, dengan sigap Jinki mempaskan pakaian-pakaian itu ketubuhnya.

Kenapa semuanya kecil seperti ini?

Jinki beranjak menemui Gweboon, sambil membawa pakaian-pakaian itu di lengannya.

“Ya, anak Kim Kibum. Ini kekecilan!” Jinki menggeletakkan pakaian itu ke tangan Gweboon yang kosong.

Gweboon terkejut. Apa dia bilang, kekecilan? Tapi Gweboon sudah mempaskan dengan tubuhnya dan semuanya sedang.

“Tapi itu pas untukku.” ucap Gweboon pelan.

Jinki memicingkan matanya, sedikit tersenyum sinis. Kemudian menatap tak percaya, “Kau pikir aku membelikan semua ini untukmu?”

Gweboon membulatkan matanya saat mendengar kalimat itu. Jika bukan untuk Gweboon untuk siapa lagi. Eunsook?

“Aish..begini saja, kau carikan yang kira-kira pas dengan tubuhku!”

* * *

Gweboon menatap Jinki tak percaya. Saat Jinki dengan santai mengenakan semua pakaian wanita yang dipilihkan Gweboon.

Gweboon tadi memberikan usul, “Kalau begitu, kenapa tidak kau coba saja setiap pakaian yang ku pilihkan.”

Dan tanpa diduga sebelumnya, Jinki mengangguk setuju.

“Kau kenapa? Apa  kau merasa kalah cantik dariku?” ucap Jinki dengan penuh percaya diri sambil memakai pakaian yang dipilihkan Gweboon untuknya.

Gweboon menelan air lirunya. Mengerikan!

Jinki yang melihat Gweboon memasang wajah bingung seperti itu, tersenyum manis.

“Gweboonie~ pilihlah pakaian yang kau suka! Kali ini aku akan benar-benar membelikannya untukmu!”

Gweboon membulatkan kedua matanya lagi. Jinki..jadi baik sekali!

“Benarkah?” Jinki mengangguk sambil menyeret Gweboon memilih baju.

“Apa kau tak ingin melepaskan baju wanita itu dulu?” tanya Gweboon sesaat ia sadar Jinki belum melepaskan baju yang ia kenakan. Jinki tertawa renyah dan menggeleng.

“Tidak. aku akan memakainya selama kita bersama disini.”

Jinki bersikap seperti ini bukan tanpa alasan. Ia ingin membiasakan Gweboon untuk bersama dengan dirinya dalam wujud lain. Agar nanti Gweboon bisa menciumnya. Jinki tak tau saja, kalau perlakuan yang ia berikan pada Gweboon justru membuat perasaan Gweboon meletus-letus seperti kembang api. Well, sepertinya langkah pertama Jinki….sukses!

——To Be Continued——

READ MORE FANFICTION ‘I Need a Kiss’

I Need a Kiss Season I (Sequel )
|| Teaser | Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8 | Part 9 | Part 10 | Part 11 [END] ||
I Need a Kiss Season II (Sequel )
( Part 1 | Part 2 [END] )

A/N : Part 3! done 😀 thanks buat yang sudah baca, jangan lupa komentarnya ya ^^. 

Ohya, boleh sekalian minta tolong juga? Buat kalian yang berkenan, aku minta tolong klik banner di bawah ini ^^ Terimakasih
get free domain name .com

Penulis: Rasyifa

♥ Ordinary Girl, who loves rain sound.

81 thoughts on “SHINee Fan Fiction // I Need a Kiss – Part 3

  1. yaampun itu bab ditungguin masa???astajimmm gweboon yaampun dah -__– dan itu jinki lakuin demi gaun pengantin yg super mahal?? -____- koplak banget nih kopel!!! hyaaa jinki jadinya jd perempuan?? haduhh mas2 makanya ati2 tuh giliran udah punya istri mlh jd cwe, bagaimana mas jinki hadehh-– brb next part! ^^

    Suka

  2. parah ni ff konyol wkwkwk
    cocok loh ini dibikin jadi dramkor kaya secret garden gitu XD

    oh tuhan jinki berubah jadi perempuan, lagian si kim jonghyun itu kok bisa bikin ramuan yg aneh gitu aaiishh
    semoga jinki cepat kembali normal

    Suka

  3. Wihhhh JinKi jadi perempuan hahahahahaha 😀

    Suka

  4. Kasihan banget sih jinki, jadi perempuan
    tapi ini lucu hahahaha#tawa bejat

    Suka

  5. Mwahahahaahaha
    bwaahhahaaahaaha
    #guling-guling

    Sumpah ni ff lucu dan kocak abis!
    Gx kebayang deh, jinki pake baju yeoja.
    Makanya mata tu jgn trus merem ajj (jinki: hey, mataku bukan merem, tapi sipit!)
    XD
    Hahahhaaahaa

    Tuh kan, jinki bukan om, om pelit. Buktinya ia jg beliin gweboon baju.

    Suka

  6. Hahaha
    Ada2 aja pengantinnya
    Koplak
    Lanjut

    Suka

  7. bhaq~ gak kebayang apa ekspresi reseptionis di sana gegara gwe :’v jinki jai cewek :’v

    keep writing XD

    Suka

  8. Annyeong aku reader baru disini^^ Dan maaf ya baru ninggalin jejak sekarang ehehe
    Dannn OMAIGAT, ini makin seru ceritanya, bikin ngakak abis sampe guling guling:3
    Mau baca part selanjutnya…

    Suka

  9. Kentut sama pup nya, gk bgt dehh…
    Tp lucu …

    Jinki, jd cwe .. gk kebayang

    Suka

Feedback. . .♥